Jari10 is the best blog to get more information about software, antivirus, linux, windows, games, android, madura, karapan sapi

Karapan Sapi Formula 1 dari Madura

Share on :
Karapan sapi fight with F1
Jika di belahan dunia lain orang-orang pada rame nonton balapan MotoGP, Formula 1 ataupun pasta gigi Formula *ngasal* 
  
lain lagi di bagian timur Pulau Jawa tepatnya di Pulau Madura, Karapan Sapi menjadi tontonan balapan favorit masyarakat Madura. Kalau dibilang sih Karapan Sapi itu adalah Formula One ala masyarakat Madura. Emeijing kan si Karapan Sapi? 


Cuma bedanya kalau Formula One itu pake mobil yang keren tuh *yaiyalah* kalau Karapan Sapi ya pake sapi. Udah pada tau kan Karapan Sapi itu ? Kalau ada yang belum tau dan gag pernah nonton, tenang gag usah sampe nangis segala cup cup cup. Gue akan nerangin Budaya kalapan sapi dari Madura itu ( sok keren).
Bantuin yah Bantuin bim salabim jadi apa prok-prok. *ala Pak Tarno*
Selain terkenal dengan garamnya yang acin-acin cedap itu, Madura juga terkenal akan salah satu budayanya yaitu Karapan Sapi.

Sejarah asal mula Kerapan Sapi Awalnya dari Pangeran Katandur yang berasal dari Pulau Sapudi, Sumenep pada abad 13 yang ingin memanfaatkan tenaga sapi sebagai pengolah sawah. Berangkat dari ketekunan beliau bagaimana cara membajak sapinya bekerja ,mengolah tanah persawahan, ternyata berhasil dan tanah Madura yang terkenal tandus pun berubah menjadi tanah subur.

Melihat ide yang brilliant itu, tentu saja warga masyarakat desa mengikuti jejak Pangerannya dan membawa hasil positif. Akhirnya tanah di seluruh Pulau Sapudi yang semula gersang, menjadi tanah subur yang bisa ditanami padi serta tanaman lainnya. Hasil panenpun berlimpah ruah dan jadilah daerah yang subur makmur.

Setelah masa panen tiba sebagai ungkapan kegembiraan atas hasil panen yang melimpah Pangeran Ketandur mempunyai inisiatif mengajak warga di desanya untuk mengadakan balapan sapi. Areal tanah sawah yang sudah dipanen dimanfaatkan untuk areal balapan sapi. Akhirnya tradisi balapan sapi gagasan Pangeran Ketandur itulah yang hingga kini terus berkembang dan dijaga kelestariannya. Hanya namanya diganti lebih populer dengan “Kerapan Sapi”.

Pengertian kata “kerapan” adalah adu sapi memakai “kaleles”. Kaleles adalah sarana pelengkap untuk dinaiki sais/joki yang menurut istilah Madura disebut “tukang tongko”. Sapi-sapi yang akan dipacu dipertautkan dengan “pangonong” pada leher-lehernya sehingga menjadi pasangan yang satu.




Sampai hari, jam, menit, detik ini, Karapan Sapi adalah bagian dan kebanggaan masyarakat Madura. Banyak hal yang dipertaruhkan dalam acara ini, termasuk harga diri si empunya sapi pacuan dipertaruhkan. Maka dari itu, tidak jarang sang pemilik sapi mempersiapkan sapi pacuannya dengan memberikan pijatan khusus dan makanan tidak kurang dari 90 butir telur setiap harinya, agar stamina dan kekuatan sapi sapi tersebut terjaga. Bahkan perlakuan istimewa sapi sapi tersebut dibeberapa rumah terlihat ada yang menghiasi garasi bukan kendaraan mobil tetapi malah sapi tersebut yang berada digarasi rumah.
Don’t Try This At Home ! Karena akan menyebabkan tetangga anda bingung membedakan antara wajah anda dengan sapi dan yang lebih parah istri anda akan meminta cerai *becanda*
Maklum saja karena untuk sapi yang memenangkan pertandingan dapat mencapai harga Rp 75juta per ekornya. Atau bias mencapai milliaran rupiah
 
Biasanya sapi yang diikuti lomba adalah sapi pilihan dengan ciri-ciri tertentu. Misalnya berdada air artinya kecil ke bawah, berpunggung panjang, berkuku rapat, tegar tegak serta kokoh, berekor panjang dan gemuk. Pemeliharaan sapi kerap juga sangat berbeda dengan sapi biasa. Sapi kerap sangat diperhatikan masalah makannya, kesehatannya dan pada saat-saat tertentu diberi jamu. Sering terjadi biaya ini tidak sebanding dengan hadiah yang diperoleh bila menang, tetapi bagi pemiliknya merupakan kebanggaan tersendiri dan harga sapi kerap bisa sangat tinggi.
Untuk membentuk tubuh pasangan sapi yang sehat membutuhkan biaya hingga Rp4 juta per pasang sapi untuk makanan maupun pemeliharaan lainnya. Maklum, sapi karapan diberikan aneka jamu dan puluhan telur ayam per hari, terlebih-lebih menjelang diadu di arena karapan. Berdasarkan tradisi masyarakat pemilik sapi karapan, maka hewan tersebut menjelang diterjunkan ke arena dilukai di bagian pantatnya yakni diparut dengan paku hingga kulitnya berdarah agar dapat berlari cepat. Bahkan luka itu diberikan sambal ataupun balsem yang dioles-oleskan di bagian tubuh tertentu antara lain di sekitar mata.
Dalam lomba pacuan tradisional ini, setidaknya ada dua ekor sapi yang dipasangkan untuk menarik kereta kayu yang dinaiki oleh seorang joki laki-laki. Jaraklintasan tak terlalu jauh, umumnya 100 180 meter dengan lama pacuan antara sepuluh sampai enam belas detik.
Setiap tahunnya, tiap kabupaten di Pulau Madura biasanya menyelenggarakan Karapan Sapi, yaitu pada bulan Agustus sampai September. Dari pertandingan di tiap kabupaten tersebut, diadakan pertandingan final di Kota Pamekasan, Madura, pada akhir bulan September atau Oktober untuk memperebutkan piala bergilir dari Presiden RI.
Penyelenggaraan Kerapan Sapi selalu diminati oleh masyarakat Madura dan juga masyarakat luar Madura, termasuk bule-bule tuh :D. Setiap kali penyelenggaraan Kerapan Sapi diperkirakan masyarakat yang hadir bisa mencapai 1000-1500 orang. Dalam pesta rakyat itu berabagai kalangan maupun masyarakat Madura berbaur menjadi satu dalam atmosfir sportifitas dan kegembiraan.
So kalau kalian berencana nonton Formula 1 ala budaya masayarakat Madura ini , gag usah mikirin biaya yang dikeluarkan soalnya cukup murah meriah kok. Ini rinciannya khusus kamu yang dari Surabaya.
1. Biaya bensin PP Surabaya - Pamekasan = 60.000 an lah paling
2. Penginapan = 35.000, bisa juga numpang tidur di masjid.
3. Nonton Kerapan Sapi = Gratisssss
Gimana mantab kan ?
 

O ya artikel ini saya buat untuk mengikuti lomba blog semi seo yang diadakan oleh plat-m.combloggernusantara.com dan idblognetwork.com. O ya jangan lupa kalau ada perlombaan, nonton karapan sapi ya!


Artikel Terkait:

46 komentar on Karapan Sapi Formula 1 dari Madura :

Heru Prayogo mengatakan... 28 Desember 2011 pukul 21.45

benakribo tuh yg jadi sopirnya karapan sapi?

SMANSABA mengatakan... 28 Desember 2011 pukul 21.55

ahuahaha, benakribo junior gan :D

richard mengatakan... 30 Desember 2011 pukul 16.14

waaah nice share gan..
ane malah baru tahu sejarahnya..
ane kasih jempol deh :D
ini salah satu kebudayaan indonesia yang menarik dan masih bertahan sampe sekarang!!
mari dilestarikan!! :D

nb: tapi, kasian juga ya yang jadi istrinya si empunya sapi.. bahahaa.. -____-

SMANSABA mengatakan... 30 Desember 2011 pukul 16.35

ahuahaha si sapi bagaikan istri ke-2

Tri Irawan mengatakan... 30 Desember 2011 pukul 17.51

sumacer kira2 bisa nyetir ni dormula ga gan..wwkwkw...

SMANSABA mengatakan... 30 Desember 2011 pukul 18.01

Ide yang bagus itu gan :D
Sumacher suruh naik karapan sapi, makin terkenal nantinya

Dogmonoteis mengatakan... 30 Desember 2011 pukul 21.17

wah bagus tuh, budaya Indonesia terutama di Madura harus di lestarikan, mungkin suatu saat dapat mengalahkan lomba balapan besar seperti formula 1

Kris mengatakan... 31 Desember 2011 pukul 00.17

Sy sring liat acara itu tp hanya di TV, kliatannya seru apalagi klo ada yg jatuh krn terlalu semangatnya. Smg aja acara2 kyk gitu bisa lebih dipopulerkan bukan hanya di Indonesia tp sampe keluar negeri.

SMANSABA mengatakan... 31 Desember 2011 pukul 00.38

@dogmonteis : benar sekali gan, itulah yang kami harapkan :D
@L3M0T : yup bener gan, budaya yang patut go international :)

iminiar mengatakan... 31 Desember 2011 pukul 12.11

WAH!
salah satu warisan budaya yang hukumnya wajib dilestarikan nih ya, gan.
kapan-kapan mampir ke madura ah. hhe.
nice post ! :D

SMANSABA mengatakan... 1 Januari 2012 pukul 05.24

@iminiar : juga dapat membantu sektor wisata gan :D oke ane tunggu di madura ya :D

fuda_9 mengatakan... 1 Januari 2012 pukul 08.46

themenya diganti ya ? hehee
kreatif kaka ,
slam kenal y :D
petunjuktujuh

SMANSABA mengatakan... 1 Januari 2012 pukul 17.04

@fuda_9 : iya mas :( salam kenal juga mas :D

annosmile mengatakan... 3 Januari 2012 pukul 20.35

diselenggarakan di bulan apa mas..??
kapan2 pengen ikutan nonton..,hehehe

SMANSABA mengatakan... 3 Januari 2012 pukul 23.41

@annosmile : mungkin bulan april mas, kalau pengen nonton silahkan langsung terbang ke madura ahuahaha

pinsalabim mengatakan... 4 Januari 2012 pukul 17.10

Mari melestarikan budaya asli negeri.. .

SMANSABA mengatakan... 4 Januari 2012 pukul 22.59

@pinsalabim : Jangan sampai diambil oleh negara lain ^_^

The Ruwet - BasiC mengatakan... 5 Januari 2012 pukul 08.13

Manstap gan...
Madura harus bangga...

id zhen19cheng

SMANSABA mengatakan... 5 Januari 2012 pukul 08.16

bukan hanya madura gan tapi Jawa Timur bahkan Indonesia hehehe :D

cnatasya mengatakan... 5 Januari 2012 pukul 08.34

tradisi indonesia yg mesti dilestarikan nih :D
nice post~

SMANSABA mengatakan... 5 Januari 2012 pukul 08.40

@cnatasya : terimakasih

Ristian.Setya mengatakan... 5 Januari 2012 pukul 08.45

balapan karapan sapi bagaikan balapan f1 ya di madura..
ini budaya yang sampe sekarang masih ada dan terkenal di madura.

SMANSABA mengatakan... 5 Januari 2012 pukul 08.48

@ristian : benar gan

exsat mengatakan... 5 Januari 2012 pukul 09.38

karapan sapi memang sudah terkenal tapi belum seluruh dunia yang tau :)

Unknown mengatakan... 5 Januari 2012 pukul 13.16

lanjutkan gan, kembangkan budaya di Indonesia tercinta gan ,
I love Indonesia,

datuk mengatakan... 5 Januari 2012 pukul 14.30

@datuk : karapan sapi masuk sirkuit:D,tikungan kecepatan brp tuh,hahaha

Anonim mengatakan... 5 Januari 2012 pukul 14.34

terus tingkatkan nih budaya karapan sapi,karena banyak nila-nilai budaya

Anonim mengatakan... 5 Januari 2012 pukul 16.29

karapan sapi memang salah satu budaya yang harus dijaga gan. .

I love madure

Anonim mengatakan... 5 Januari 2012 pukul 16.35

karapan sapi formula kayaknya menarik tuh. .ane mau liat ah kalo ke madura

saragunghaha mengatakan... 5 Januari 2012 pukul 17.04

karapan sapi emang harus dijaga gan
kaskus:lastaway

Anonim mengatakan... 5 Januari 2012 pukul 17.15

tradisinya harus dijaga gan
kaskus : lastaway

Sumimura Sultan/ Putera mengatakan... 5 Januari 2012 pukul 17.25

Wah jadi ga usah jauh-jauh ke luar negri buat nonton F1 :D

Andre Aditya mengatakan... 5 Januari 2012 pukul 22.59

wahh keren juga gan , INDONESIA BANGET !!

Anonim mengatakan... 6 Januari 2012 pukul 00.06

Nice Share gan...
ID kaskus ane : SharkArrow

Ud ane follow:
1. google : a/n AMI AL
2. Yahoo : AMI
d tunggu cendol segernya!!!

Cincangkeling mengatakan... 6 Januari 2012 pukul 01.32

wahhh mantap gan..
tradisi yang harus dijaga nih gan..
jangan sampai diambil lagi..
:thumbup

Pekerja Online mengatakan... 6 Januari 2012 pukul 02.28

wah sapinya bagaikan Formula-1 yah,,,hehhee

Unknown mengatakan... 6 Januari 2012 pukul 17.42

kalo itu mah,emang adat istiadat daerah mas...
kalo di jadikan formula 1 harus diidentifikasi dulu,berapa cc,wakakakak

SMANSABA mengatakan... 6 Januari 2012 pukul 18.56

identifikasi menurut berat sapinya aja mas hehe :D

samsunisarman mengatakan... 7 Januari 2012 pukul 04.56

salam kenal, info nya cukup menarik tuk dibaca semua orang - terima kasih ya

SMANSABA mengatakan... 7 Januari 2012 pukul 05.00

@samsunisarman : salam kenal juga mas. makasih mas :D

a mengatakan... 9 Januari 2012 pukul 06.11

wkakakakkaka, lucu artikelnya brooo,, saya doakan menang yah!

SMANSABA mengatakan... 11 Januari 2012 pukul 03.31

@bamz : makasih mas :D

Darma mengatakan... 17 Januari 2012 pukul 06.13

semoga menang lombanya mas ^_^ salam kenal yah...

SMANSABA mengatakan... 17 Januari 2012 pukul 15.06

@kuntil : iya mbak, makasih ya :D

Unknown mengatakan... 2 Februari 2012 pukul 19.28

selain mengagumi kita juga harus melindungi budaya kita yang satu ini agar tidak diklaim lagi oleh tetangga kita... :iloveindonesia

muty mengatakan... 2 Februari 2012 pukul 22.43

kog ada si bena di sini yak :hammer:

itu karapan sapi hanya ada d Pamekasan - Madura yak? :matabelo:

yuk mari kita lestarikan budaya daerah aselin indon :D

Post a Comment and Don't Spam!

 
Picasa

Pengikut